Meet

Baek YerinㅡGoo Junhoe fanfiction, ficlet

Menemukan punggung lebar Goo Junhoe yang berjalan di depanmu bukanlah hal yang bagus. Setidaknya bagi Baek Yerin yang kini sibuk berpikir apa yang harus dilakukannya. Ini seperti memilih pelajaran yang akan kau tekuni di tingkat tiga nanti. Seperti apa jika ia harus memilih kelas memasak karena itu hobi ibunya, atau jika ia harus kembali memilih kelas telaah masyarakat jika ia ingin bekerja di instansi pemerintahan seperti yang diinginkan ayahnya. Tetapi tidak ada yang Yerin inginkan dan pilih. Pertama, ia tidak bisa memasak. Kedua, sekarang ia adalah penyanyi dan ia tidak repot-repot untuk menjadi pekerja di instansi pemerintahan.

Hal ini membuat Yerin gila.

Yerin melirik arlojinya. Ia sudah terlambat sepuluh menit dan mungkin akan menjadi lima belas menit kalau ia tidak segera ke kelas. Tapi, bagaimana Yerin melewati Goo Junhoe? Bisa saja nanti ia tersandung sesuatu dan terjadi hal konyol yang membuat Goo Junhoe mengernyit jijk. Yerin tahu bagaimana Goo Junhoe akan mengernyit jijik, ia melihatnya di acara survival itu dan Yerin tidak ingin Goo Junhoe melakukan hal itu padanya.

Tapi jika Yerin tidak melakukannya ia akan mendapat hukuman berat dari guru Seok. Ia sudah terlalu sering terlambat di pelajaran telaah masyarakat dan guru Seok sudah memberinya dua hukuman ringan dengan menyusun arsip nilai siswa. Namun, apa jadinya jika guru Seok mendapat inspirasi baru untuk hukumannya dan memberi hukuman untuk mewawancarai para lansia yang kini menjadi objek pembahasan telaah masyarakat itu. Tidak, Yerin tidak dapat membayangkan jika ia harus pergi ke panti jompo dan bertanya pada lansia yang bicaranya saja sudah tidak jelas. Bukan maksud Yerin ia menghina para lansia itu. Tapi, siapapun kau wahai para remaja, apa yang akan kau lakukan jika menghabiskan harimu dengan lansia yang tak mengerti apa-apa?

Baik. Jadi. Yerin. Harus. Melakukannya.

Setengah berlari, Yerin mendekati Goo Junhoe. Kemudian, secepat kilat ia melewatinya.

Junhoe mendengar pergerakan langkah dengan interval yang cepat. Sedetik kemudian, Junhoe mendapati surai indigo milik Baek Yerin yang kini berjalan cepat, di depannya. Junhoe menahan pergerakan di antada bibirnya.

Tiba-tiba sebersit ide terlintas begitu saja di otaknya. Ia merasakan tenggorokannya kering, namun ketika ia berseru pada Baek Yerin dan menghampiri gadis itu, ia tidak merasakan sakit apapun di tenggorokannya.

“Baek Yerin?” Ia kembali bertanya. Junhoe sekarang berada di samping Baek Yerin. Dengan sekuat tenaga untuk tidak membuat senyum untuk gadis bersurai indigo itu.

“Ya?” Suara Baek Yerin sudah seperti angin yang berembus di musim semi. Lirih namun mampu menyejukkan tenggorokan kering Junhoe. Junhoe tahu perumpamaannya terdengar tolol, namun ia tidak dapat menyangkal bahwa suara Baek Yerin memang merdu, bahkan ketika gadis itu tak sedang bernyanyi.

“Kita ada di kelas yang sama,” jawab Junhoe. “Kurasa kau tidak keberatan jika kita berjalan bersama?”

Hell, Junhoe mengutuk ucapannya dalam hati. Ia menyadari ucapannya yang begitu silly untuk seorang lelaki. Ini seperti ucapan para aktor di drama kesukaan ibunya. Dan ini memalukan. Semoga, Baek Yerin tidak merasakan kegelian ketika mendengarnya.

“Tidak,” Baek Yerin menjawab sembari mengangguk.

Lantas mereka berjalan bersisian menuju kelas. Tidak ada konversasi apapun, namun hal itu sudah sangat cukup bagi Junhoe saat menyadari Baek Yerin yang hanya setinggi bahunya berjalan di sampingnya.

Ini cheesy banget ya wkwk apalagi bagian gujunenya yang mulai keliatan alay. Ga kebayangkan muka keras macam gujune bisa alay alayan gitu/?

Leave a comment